Wednesday, January 16, 2019

HERBAL



PENGOBATAN DENGAN HERBAL

10 Januari 2019


    uswah.com


    Herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam pengobatan. Dengan kata lain, semua jenis tanaman yang mengandung bahan atau zat aktif yang berguna untuk pengobatan bisa digolongkan sebagai herbal. Herbal kadang disebut juga sebagai tanaman obat, sehingga dalam perkembangannya dimasukkan sebagai salah satu bentuk pengobatan alternatif (SehatFresh.com).

   Kembali ke alam (Back to nature) merupakan suatu pilihan alternatif yang banyak diminati masyarakat saat ini, terutama dalam bidang pengobatan. Penggunaan tanaman berkhasiat obat atau lebih umum dikenal dengan herbal, sebenarnya sudah lama digunakan oleh masyarakat. Hanya saja perkembangan kedokteran modern membuatnya hanya sebagai alternatif pilihan saja. Disamping lebih ekonomis, herbal juga mempunyai efek samping yang sangat kecil. Walaupun demikian, masih banyak masyarakat kita yang meragukan khasiat herbal. Padahal ada beberapa faktor yang menyebabkan kenapa herbal tidak bekerja dengan efektif. Penyajian yang salah, waktu minum yang tidak tepat, dosis yang tidak tepat, dan ketidaksabaran pemakainya adalah faktor-faktor yang menyebabkan herbal tidak efektif. 
    Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma dalam bukunya "Ramuan Lengkap Herbal Taklukan Penyakit" menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi herbal adalah sebagai berikut :
  1. Cuci simplisia tumbuhan obat (herbal) dengan air mengalir sampai bersih.
  2. Segera gunakan herbal segar yang telah bersih untuk pengobatan. Jika bahannya besar atau tebal, sebaiknya potong-potong tipis agar saat perebusan zat-zat yang terkandung di dalamnya mudah keluar dan meresap dalam air rebusan. Untuk herbal yang disimpan, keringkan lebih dahulu setelah dicuci agar tahan lama dan mencegah pembusukan oleh bakteri dan jamur. Bahan kering (simplisia) juga lebih mudah dihaluskan untuk dijadikan serbuk (bubuk). Pengeringan dapat langsung dibawah sinar matahari atau memakai pelindung. Dapat juga diangin-anginkan, tergantung dari ketebalan dan kandungan airnya.
  3. Seduh langsung bahan yang telah dijadikan bubuk (serbuk) dengan air panas atau mendidih.
  4. Untuk bahan yang keras dan sukar diekstrak, sebaiknya hancukan dan rebus terlebih dahulu sekitar 10 menit sebelum memasukkan bahan lain.
  5. Gunakan air tawar bersih dan tidak mengandung zat kimia berbahaya untuk merebus. Pastikan jumlah cukup sehingga  seluruh bahan berkhasiat obat terendam sekitar 3 cm.
  6. Untuk merebus bahan berkhasiat obat, gunakan wadah yang terbuat dari periuk tanah (keramik), panci enamel, atau panci beling. Jangan menggunakan wadah dari logam, seperti besi, aluminium, dan kuningan. Logam mengandung zat iron trichloride dan potassium ferrycianide. Zat tersebut menimbulkan endapan pada air dalam mengobati penyakit.
  7. Selama perebusan, jangan terlalu sering membuka tutup wadah agar kandungan minyak atsirinya tidak mudah hilang. 
  8. Gunakan api sesuai dengan jenis herbal yang direbus. Untuk api kecil, digunakan untuk merebus herbal yang berkhasiat sebagai tonikum seperti gingseng dan jamur ling zhi agar kandungan aktifnya terserap ke dalam air rebusan. Waktu perebusan sekitar 2 jam. Api kecil dengan waktu perebusan yang lama juga digunakan untuk herbal yang mengandung toksin, seperti mahkota dewa agar kandungan toksinnya berkurang. Untuk api besar, digunakan untuk merebus herbal atau simplisia yang berkhasiat diaforetik (mengeluarkan keringat) dan mengandung banyak minyak atsiri, seperti daun mint, cengkeh dan kayu manis. Setelah mendidih, masukkan bahan dan rebus sebentar. Dengan cara ini, kandungan atsirinya tidak banyak hilang karena proses penguapan yang berlebihan.
  9. Jika tidak ada ketentuan lain, perebusan dianggap selesai saat air rebusan tersisa setengah dari jumlah air semla, misalnya 800 cc menjadi 400 cc. Jika bahan yang direbus kebanyakan berupa bahan keras, seperti biji atau batang maka air rebusan disisakan sepertiganya, misalnya 600 cc menjadi 200 cc. 
  10. Jika mengandung bahan kering, umumnya dosis (takaran) setengah dari jumlah bahan segar. Misalnya, pemakaian daun sendok segar pemakaiannya 90 gram dan jika kering 15 gram.
  11. Pastikan dosis tumbuhan obat sesuai dengan yang dianjurkan. Umumnya, 1 resep tumbuhan obat dibagi untuk 2 kali minum sehari. Sisa ampas rebusan pertama dapat direbus sekali lagi untuk 1 kali minum pada sore atau malam hari.
  12. Minum rebusan sari tumbuhan obat dalam keadaan hangat dan setelahnya pakai baju tebal atau selimut. Namyn, untuk jenis herbal tertentu, seperti rebusan biji pinang harus diminum dingin untuk menghindari kontraksi dengan lambung yang mengakibatkan mual, muntah, dan kram perut.
  13. Umumnya, rebusan herbal diminum sebelum makan agar mudah terserap. Namun, untuk ramuan obat yang dapat merangsang lambung, minum setelah makan. Minum ramuan obat yang berkhasiat sebagai penguat (tonikum) pada waktu pagi hari sewaktu perut kosong. Untuk ramuan yang berkhasiat sebagai penenang, misalnya untuk insomnia, minum menjelang tidur. 
  14. Lakukan pengobatan secara teratur. Yang perlu diingat, pengobatan herbal membutuhkan kesabaran karena tidak langsung teras manfaatnya, tetapi bersifat konstruktif (memperbaiki/membangun). Efek obat kimiawi memang terasa cepat, tetapi bersifat destruktif. Karena sifatnya itu, herbal tidak dianjurkan sebagai pengobatan utama penyakit-penyakit infeksi yang bersifat akut (mendadak), seperti demam berdarah, muntaber dan lainnya yang harus segera mendapat pertolongan medis. Tanaman obat lebih diutamakan untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit yang bersifat kronis (menahun).
  15. Pengobatan herbal dapat dikombinasikan dengan obat kimiawi, terutama untuk penyakit kronis yang susah disembuhkan, seperti kanker agar diperoleh hasil pengobatan yang lebih efektif. Aturan minum obat herbal sekitar 2 jam setelah pemakaian obat kimiawi.

Sumber :
  • Team Penulis Bintang Indonesia. Cara Mudah Hidup Sehat Pengobatan Herbal dan Pijat Refleksi. Bintang Indonesia Jakarta.
  • http://www.sehatfresh.com/cara-pengolahan obat-herbal-yang-baik/